PENGISIAN
KMS BALITA
A. Pengertian
KMS Balita
KMS adalah kartu
yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan
yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan
dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun.
KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).
KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).
Indikator BB / U
dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di
Posyandu untuk
memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian tentang “ Penilaian
status Gizi ” dan “ Pemantauan pertumbuhan ” sering dianggap sama sehingga
mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat pendidikan
kepada masyarakat terutama orang tua agar dapat memantau pertumbuhan anak,
dengan pesan “ Anak sehat tambah umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).
B. Tujuan Penggunaan KMS Balita
Umum :
Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara
optimal.
Khusus : 1.
Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau
tingkat
pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.
2. Sebagai alat
bantu dalam memantau dan menentukan tindakan
– tindakan untuk
mewujudkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan
balita yang optimal.
3. Sebagai alat
bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan
pelayanan
kesehatan dan gizi kepada balita.
( Depkes RI,
1996 )
C. Fungsi KMS
Balita
1. Sebagai media
untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita secara lengkap.
2. Sebagai media
“ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan balita
3. Sebagai
sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu
analisa tumbuh kembang balita
( Depkes RI,
1996 )
Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan
untuk penilaian
status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau
turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik, (
Soekirman, 2000 ).
D. Grafik pertumbuhan pada KMS
1. Dasar pembuatan
Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO – NCHS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia.
Gambar grafik
pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan
golongan umur
balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis
datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi berumur 0 – 12 bulan, blok 2
untuk anak golongan umur 13 – 24 bulan, blok 3 untuk anak golongan umur 25 – 36
bulan.
Grafik
pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36
bulan terdapat
pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37 – 60 bulan terdapat pada
halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu blok ke 4 untuk anak umur
37 – 48 bulan dan blok ke 5 untuk anak golongan yang umur 49 – 60 bulan.
Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut :
a. Garis merah
(agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan
angka angka yang
dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.
b. Dua pita
warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk
masing - masing
dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku
WHO – NCHS.
c. Dua pita
warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing –
masing dengan
batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.
d. Dua pita
warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan
batas atas 95 %
dan 100 % median baku WHO – NCHS.
e. Dua pita
warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5
% dari baku
median adalah daerah di mana anak – anak sudah
mempunyai
kelebihan berat badan.
E. Cara Pengisian dan penggunaan KMS
1. Identitas Anak
a. Pada halaman
muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran
sesuai dengan
nomor registrasi yang ada di Posyandu.
b. Pada halaman pendaftaran
pertama kali di Posyandu, isilah semua
kolom indentitas
anak yang tersedia pada halaman dalam KMS.
1) Pos Pelayanan
Terpadu ( Posyandu ) = diisi dengan nama
posyandu tempat
di mana anak didaftar
2) Tanggal
Pendaftaran = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak
tersebut
didaftar dan mengikuti program Posyandu pertama kali
3) Nama anak =
diisi dengan nama jelas anak yang bersangkutan
4) Laki – laki =
kolom diisi tanda apabila
jenis kelamin anak
tesebut adalah
laki – laki
5) Perempuan =
kolom diisi tanda apabila
jenis kelamin anak
tersebut adalah
perempuan
Contoh
Pos Pelayanan
Terpadu ( Posyandu )
Mawar Merah
2 September 1994
B u d i
Laki – laki
Perempuan
6) Anak ke =
diisi dengan nomor urut kelahiran anak
7) Tanggal lahir
= diisi tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak
Perhatian : -
Bila ada kartu kelahiran, catatlah tanggal, bulan dan
tahun kelahiran
anak menurut kartu kelahiran
- Bila tidak ada
kartu kelahiran, catatlah tanggal lahir anak sesuai dengan yang diingat ibunya.
- Bila ibu lupa
tanggal lahir anak dan hanya tahun umurnya, cobalah perkirakan “ bulan dan
tahun ” kelahiran anak menurut bulan Arab / bulan Jawa atau peristiwa –
peristiwa lain yang mudah diingat
yang bersamaan
dengan kelahiran akannya.
8) Berat badan
waktu lahir = diisi dengan berat badan anak yang
bersangkutan
dalam satuan gram pada waktu dilahirkan.
9) Nama ayah =
diisi dengan nama ayah dari anak tersebut
Pekerjaan =
diisi dengan pekerjaan ayah anak tersebut
10) Nama ibu =
diisi dengan nama ibu dari anak tersebut
Contoh :
Anak ke 2 27 Agustus 1994
Anak ke 2 27 Agustus 1994
Berat Badan
waktu lahir = 5.500 gram
Nama Ayah :
Parto
Pekerjaan :
Petani
Pekerjaan =
diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut
Contoh
11) Alamat =
diisi dengan alamat tempat tinggal keluarganya
2. Catatan
Pemberian Imunisasi
Catatan ini
disediakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian
imunisasi bagi
bayi 0 – 12 bulan yan diberi imunisasi tertentu. Catatan
diisi langsung
oleh petugas imunisasi setelah imunisasi diberikan.
a. Imunisasi BCG
= diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan
imunisasi BCG pada kolom 1.
Contoh : 2
September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
b. Imunisasi DPT
= diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan
imunisasi DPT kontak yang ke 1, 2, dan 3.
Contoh :
Tanggal
imunisasi DPT 1 = 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
dicatat tanggal
pada kolom 1.
Tanggal
imunisasi DPT 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994 )
dicatat tanggal
pada kolom 2.
Tanggal
imunisasi DPT 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994 )
dicatat tanggal
pada kolom 3.
c. Imunisasi
Polio = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan
imunisasi Polio kontak yang ke 1, 2, 3 dan 4.
Contoh :
Nama Ibu :
Tumirah
Pekerjaan :
Buruh Tani
Alamat : Dukuh
Krayan, Desa Waru Kidul
Tanggal
imunisasi Polio 1 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994)
dicatat tanggal
pada kolom 1.
Tanggal
imunisasi Polio 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994)
dicatat tanggal
pada kolom 2.
Tanggal
imunisasi Polio 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994)
dicatat tanggal
pada kolom 3
Tanggal
imunisasi Polio 4 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal
pada kolom 4
d. Imunisasi
Campak = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan
imunisasi Campak.
Contoh = 5
Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
e. Imunisasi
Hepatitis B = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan
imunisasi Hepatitis B kontak yang ke 1, 2 dan 3.
Contoh :
Tanggal
imunisasi Hepatitis B1 = 2 Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994
) dicatat tanggal
pada kolom 1.
Tanggal
imunisasi Hepatitis B2 = 3 September 1994 atau ( 03 / 9 /
1994) dicatat
tanggal pada kolom 2.
Tanggal
imunisasi Hepatitis B3 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 /
1994 ) dicatat
tanggal pada kolom 3
3. Catatan
distribusi Vitamin A dosis Tinggi
Kolom pencatatan
ini digunakan untuk mencatat tanggal pemberian
kapsul vitamin A
yang diberikan kepada anak yang berumur 1 – 5 tahun
satu kapsul
setiap 6 bulan ( Pelaksanaan dilakukan setiap bulan Februari
dan Agustus ).
Tanggal diberikan ( ke 1 s/d ke 8 ) = diisi dengan tanggal,
bulan dan tahun
anak tersebut mendapatkan kapsul vitamin A setiap 6
bulan sekali.
Contoh :
pemberian yang ke 1 pada tanggal 12 Agustus 1995 dicatat
sebagai berikut
:
Ke 1 : Agustus
1995 Ke 5 :
Ke 2 : Ke 6 :
Ke 3 : Ke 7 :
Ke 4 : Ke 8 :
4. Grafik
Pertumbuhan Anak
a. Pengisian
grafik pertumbuhan anak dimulai dengan menuliskan nama
bulan dan tahun
kelahiran anak tersebut pada kolom bulan yang berada
di bawah angka
0.
Contoh :
Budi lahir bulan
Agustus 1994, maka cantumkan bulan Agustus 1994
di kolom
bergaris merah tebal di bawah angka 0.
b. Untuk kolom –
kolom selanjutnya yang berada di bawah angka 1, 2, 3,
4 s/d 60 diisi
dengan nama bulan berikutnya.
Contoh :
September,
Oktober, Nopember, Desember 1994, Januari 1995, dan
seterusnya
sampai pada kolom bulan ke 60.
Sumber : Depkes
RI, 1996
c. Setelah anak
ditimbang dan diketahui berat badannya, kemudian
tentukan titik
berat badannya pada titik temu garis tegak ( sesuai
Agustus ‘94
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
dengan bulan
penimbangan ) dengan garis datar sesuai dengan berat
badan hasil
penimbangan dalam kilogram
Contoh :Anak
umur 9 bulan dengan berat badan 7,4 kg digambar
sebagai berikut
:
Sumber : Depkes
RI, 1996
d. Pada penimbangan
bulan selanjutnya, setelah diketahui berat
badannya,
tentukan titik temu antara garis datar yang menunjukkan
berat badannya
dan garis tegak yang menunjukkan umur dalam bulan.
Selanjutnya
kedua titik penimbangan berat badan bulan yang lalu dan
penimbangan
berat badan bulan ini dapat dihubungkan dengan garis.
Contoh : Pada
bulan berikutnya anak ditimbang dengan berat badan
8,0 kg, sehingga
digambar sebagai berikut :
e. Pada penimbangan – penimbangan selanjutnya, apabila dilakukan
setiap bulan berturut
– turut maka titik – titik yang menggambarkan
berat badan itu
masing – masing dihubungkan satu sama lain, sehingga
nantinya akan
membentuk suatu grafik sesuai dengan arah
pertumbuhan yang
terjadi.
f. Jika pada
bulan ini balita tidak ditimbangdan bulan berikutnya balita
tersebut
ditimbang lagi, maka titik berat badannya tersebut jangan
dihubungkan (
biarkan terputus ). Baru kemudian bulan berikutnya jika
ditimbang lahi
titik berat badannya bisa dihubungkan kembali. Alasan
mengapa tidak
dihubungkan dengan garis, karena kita tidak taahu berat
badan anak saat
tidak ditimbang ( naik, tetap atau turun ).
Contoh :
Pada umur 10
bulan yaitu bulan Juni anak ditimbang dengan berat
badan 8,0 kg,
sedang bulan Juli tidak ditimbang, tapi pada bulan
agustus ditimbang
berat badannya 8,4 kg. Digambar sebagai berikut :
5. Cara
Pemantauan ASI Eksklusif
KMS yang
diterbitkan sejak tahun 1996/ 1997 di bawah kolom – kolom
nama bulan 0, 1,
2, 3, 4 terdapat kolom tambahan untuk mencatat
pemantauan ASI
Eksklusif. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 4
bulan maka di
bawah kolom 0, 1, 2, 3, 4 diisi dengan E0, E1, E2, E3, E4.
Contoh :
a. Budi setelah
lahir hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 0 diisi
dengan E0.
b. Budi sampai
usia 1 bulan masih tetap hanya diberi ASI, maka di
bawah kolom 1
diisi dengan E1.
c. Budi sampai
usia 2 bulan juga masih tetap hanya diberi ASI, maka di
bawah kolom 2
diisi dengan E2.
d. Demikian
seterusnya apabila Budi sampai umur 4 bulan hanya
mendapat ASI
saja, maka di bawah kolom 3 dan 4 ditulis berturut –
turut E3 dan E4.
e. Budi pada
usia 3 bulan mulai diberi bubur susu, maka di bawah kolom
3 dan kolom 4
dan seterusnya dicoret.
f. Apabila anak
umur di atas 4 bulan dalam KMS-nya tercatat E0, E1,
E2, E3, dan E4,
maka anak tersebut telah memperoleh ASI ekslusif
sesuai anjuran
agaaar tetap sehat.
g. Apabila anak
umur di atas 4 bulan dalam KMS – nya tidak tercatat
sampai E4 (
contoh hanya sampai E2 ) maka anak tersebut tidak
mendapat ASI
eksklusif.
6. Catatan Lain
Semua kejadian
yang diderita anak perlu dicatat dalam garis – garis tegak,
sesuai dengan
bulan penimbangan. Catatan tersebut bisa tentang keadaan
kesehatan,
makanan, keluarga dan lain –lain.
Contoh :
a. Bulan Mei
1996 anak mencret diberi oralit.
b. Bulan Juni
1996 ibunya sakit panas.
c. Bulan Juli
1996 anak tak mau makan.
d. Bulan Agustus
1996 anak dikirim ke Puskesmas.
F. Pesan – Pesan
Penyuluhan
1. Pedoman
Pemberian Makanan Yang Sehat
a. Sampai umur 4
bulan, bayi dijamin tetap sehat apabila mendapat ASI
saja, tanpa
perlu ditambah makanan dan minuman lain (ASI
Eksklusif).
b. Pemberian ASI
tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan ( 2
tahun) untuk
membantu tumbuh kembang, memelihara dan
meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi serta menjalin kasih
sayang ibu dan
bayi.
c. Setelah bayi
berumur 4 bulan, ASI saja tidak memenuhi kebutuhan
gizi bayi,
sehingga perlu mendapat makanan pendamping ( MP – ASI )
d. MP – ASI
diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan umur,
pertumbuhan dan
perkembangan bayi :
- Umur 4 – 6
tahun : Selain ASI bayi perlu mulai diberikan
makanan lumat
- Umur 6 – 12
bulan : Selain ASI bayi mulai diberikan
makanan lembek
- Umut 12 – 24
bulan : Selain ASI bayi mulai dapat diberikan
makanan keluarga
(makanan orang dewasa)
2. Pedoman
Perkembangan Balita Sehat
Sejak tahun 1995
KMS disempurnakan dan dilengkapi contoh – contoh
pesan tentang
perkembangan balitaaa berbentuk 8 gambar yang meliputi
kemampuan
perkembangan balita umur :
a. 3 – 6 bulan :
Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup
b. 9 – 12 bulan
: Berjalan dengan berpegangan
c. 12 – 18 bulan
: Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
d. 18 – 24 bulan
: Mencoret – coret dengan alat tulis
e. 2 – 3 tahun :
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan dan
melepas pakaian
sendiri
f. 3 – 4 tahun :
Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna
g. 4 – 5 tahun :
Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan
Untuk memudahkan
pelaksanaan pemantauan perkembangan balita,
jadual kegaitan
pemantauan perkembangan di Posyandu adalah sebagai
berikut :
a. Pada bayi umur
0 – 11 bulan
Pemantauan
perkembangan pada bayi dilakukan minimal 4 ( empat )
kali yaitu :
1. Bayi baru
lahir, pemantauan perkembangan dintegrasikan dengan
kunjungan
neonatal.
2. Bayi umur
kurang dari 3 bulan, pemantauan perkembangan
dilakukan pada
saat bayi berumut 3 bulan.
3. Bayi umur 3 –
6 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada
saat bayi
berumur 6 bulan
4. Bayi umur 6 –
9 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada
saat bayi
berumur 9 bulan
5. Bayi umur 9 –
12 bulan, pemantauan perkembangaan dilakukan
pada saat bayi
berumur 12 bulan.
b. Pada anak
balita 12 – 5 tahun
Pemantauan
perkembangan dilakukan pada umur 12 bulan, 18
bulan, 24 bulan,
24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54
bulan, dan 60
bulan. Pemantauan perkembangan di Posyandu
dilakukan di
meja 4, sebelum kader memberikan penyuluhan.
1. Bila pada
umurnya anak belum mencapai kemampuan seperti pada
gambar, pada
kolom umur ditulis Stimulasi, yang berarti anak perlu
distimulasi.
Kader memberi nasehat cara stimulasi kepada ibu,
sehingga ibu
dapat melatih kemampuannya yang belum bisa
dicapai di
rumah.
Contoh : Ani
bayi umur 9 bulan, di meja 4 Posyandu oleh kader
dideteksi secara
sederhana dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya
dengan gambar kelompok umur 9 – 12 bulan.
Ani belum mampu
berjalan dengan berjalan dengan berpegangan.
Pada kolom 9
bulan KMS balita kader menulis Stimulasi. Kader
memberi nasehat
agar ibu Ani melatih anaknya berjalan dengan
berpegangan
tangan.
2. Bila anak
sudah melewati batas umur namun ia belum mampu
mencapai
kemampuan seperti pada gambar, berarti anak
mengalami
keterlambatan perkembangan. Tuliskan pada kolom
umur dirujuk
yang berarti anak perlu dirujuk ke Puskesmas untuk
mendapatkan
penanganan agar keterlambatan perkembangan dapat
diatasi.
Contoh : 3 bulan
berikutnya Ani berumur 12 bulan, kembali
dibawa ke
Posyandu dan meja 4 Posyandu oleh kader dideteksi
secara sederhana
dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya
dengan gambar kelompok umur 9 – 12 bulan.
Ternyata Ani
belum bisa berjalan dengan berpegangan tangan,
berarti
mengalami keterlambatan perkembangan. Pada kolom umur
12 bulan KMS
balita, kader menuliskan dirujuk sebab anak perlu
dirujuk ke
Puskesmas untuk mendapatkan penanganan agar
keterlambatan
perkembangan dapat diatasi.
3. Bila
kemampuan anak sesuai dengan gambar, berarti kemampuan
anak sesuai
dengan umurnya. Kader memberitahu agar ibu selalu
memberi
perhatian dan kasih sayang kepada anak.
Contoh : Sari
bayi umur 2 tahun, di meja 4 Posyandu oleh kader
dideteksi secara
sederhana dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya
dengan gambar kelompok umur 2 – 3 tahun.
Ternyata Sari
telah mampu berdiri dengan satu kaki, berarti
kemampuan
perkembangan Sari sesuai dengan umurnya. Maka
kader memberi
tahu ibu Sari untuk memperhatikan tumbuh
kembang anak.
Gizi dan kesehatannya serta tetap melatih anaknya
agar mencapai
kemampuan perkembangan sesuai dengan umurnya.
3. Pesan – Pesan
Mengatasi Diare
a. Bila anak
diare atau mencret jangan diamkan dan jangan dianggap
biasa. Untuk
mencegah keadaan fatal akibat diare yang dapat
mengakibatkan
kematian, hanya dapat dilakukan dengan memberikan
banyak cairaan
atau banyak minum.
b. Ketika anak
diare :
1) Segera beri
minuman yang ada di rumah lebih banyak, misalnya air
masak, air teh,
air tajin, kuah sayur, sari buah segar, air kelapa atau
larutan gula
garam dan larutan oralit ( bila ada ).
2) Makanan terus
diberikan kepada anak yang sedang diare dan :
Anak masih
menyusu, Asi diteruskan, lebih sering anak diberi ASI
semakin baik.
3) Anak yang
sudah diberikan makanan tambahan, lanjutkan seperti
biasa, sebaiknya
makanannya dibuat lembik dan tidak banyak
mengandung
serat.
4) Bawa ke
petugas kesehatan puskesmas sambil diberikan minuman
apabila :
a. Tidak membaik
dalam 2 hari
c. Diare semakin
bertambah atau terus menerus
d. Disertai
muntah berkali – kali
e. Tinjanya ada
darah
f. Ada demam
g. Tidak mau
makan dan minum
h. Bila
ditemukan satu di antara enam tanda bahaya di atas,
penderita harus
segera dirujuk atau dibawa ke sarana pelayanan
kesehatan untuk
mendapatkan terapi lebih lanjut. Khusus untuk
penderita diare
dengan gizi buruk dirujuk untuk pengobatan
4. Pedoman
Imunisasi
a. Setiap anak,
sebelum umur 1 ( satu ) tahun, harus sudah mendapat
imunisasi
lengkap.
b. Jika ada
balita yang sampai umur 12 bulan belum memperoleh
imunisasi,
dianjurkan agar anak segera dibawa ke Posyandu atau
Puskesmas untuk
mendapat imunisasi.
c. Jika ada
balita yang sudah pernah mendapat imunisasi tetapi belum
lengkap,
anjurkan ibu agar membawa anaknya ke posyandu /
puskesmas untuk
diberi imunisasi lengkap.
d. Jika anak
sudah mendapat imunisasi lengkap ibunya perlu diberi
pujian.
e. Manfaat
imunisasi
Untuk melindungi
anak balita dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.
f. Yang perlu
mendapat imunisasi
Semua anak umur
0 – 12 bulan harus mendapat imunisasi.
g. Macam
imunisasi
h. BCG untuk
mencegah penyakit TBC.
i. DPT untuk
mencegah penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
j. Campak untuk
mencegah penyakit Campak.
k. Hepatitis B
untuk mencegah penyakit Hepatitis.
l. Tempat
memperoleh imunisasi di : Posyandu, Puskesmas pembantu,
Puskesmas
keliling, Puskesmas, dan Rumah sakit.
5. Pedoman
Keluarga Berencana
a. Setiap
pasangan usia subur agar merencanakan kehamilan / persalinan
pada masa yang
paling tepat, yaitu pada waktu istri berusia 20 – 30
tahun, dengan
memperhatikan jarak antara 2 kelahiran, yaitu 2 – 4
tahun.
b. Bagi pasangan
usia subur yang akan menunda atau menjarangkan
kehamilan, agar
menggunakan car / metode konstrasepsi yang sesuai.
c. Alat
kontrasepsi dapat diperoleh pada tempat pelayanan KB, antara
lain :
1. Puskesmas,
Puskesms pembantu ( Pustu )
2. Balai
Kesehatan Ibu dan Anak
3. Pos Kesehatan
ABRI
4. Dokter
praktek swasta
5. Bidan praktek
swasta
6. Pondok
bersalin desa
7. Rumah sakit
pemerintah atau swasta
G. Pendidikan
Kader
Tingkat
pendidikan formal kader berperan penting dalam pengelolaan
Posyandu
khususnya dalam hal pencatatan dan pelaporan. Hal ini
dimungkinkan
karena kader dengan pendidikan formal yang tinggi akan lebih
cepat dan mudah
mengerti serta memahami segala sesuatu yang diperolehnya
baik pada waktu
mengikuti kursus maupun waktu melaksanakan kegiatan di
Posyandu. KMS
masih sulit dimengerti kecuali bagi mereka yang
berpendidikan
formal cukup tinggi, pernyataan Waloedjo, 1982.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur
hidup dalam
rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang
lain ( Siagian
Sondang, 1991 ).
H. Keaktifan
Kader
Keaktifan kader
di Posyandu dapat mempengaruhi terhadap
kemampuanya
dalam mengisi Kartu Menuju Sehat ( KMS ), hal ini
kemungkinan
disebabkan pada kader yang aktif akan mendapat kesempatan
yang lebih
banyak untuk mengikuti pembinaan rutin atau mengikuti kursus
gizi,
termotivasi untuk lebih aktif dan akan lebih lama menjadi kader.
Dengan demikian
kader yang aktif mempunyai kesempatan yang lebih
banyak untuk
dapat meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman
jika
dibandingkan dengan kader yang tidak aktif. ( Depkes RI, 2001 )
I. Kemampuan
Kader
Adalah hasil
yang diperoleh dari ketrampilan kader dalam pengisian
KMS dan
memasukkan data hasil penimbangan balita ke dalam grafik
pertumbuhan
secara lengkap dan benar.
Tiga bagian
penting dalam pemantauan pertumbuhan adalah :
a. Ada kegiatan
penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur
b. Ada kegiatan mengisikan
data berat badan anak ke dalam KMS
c. Ada penilaian
naik dan tidak naik berat badan anak sesuai dengan arah
garis
pertumbuhannya.
Untuk
meningkatkan kegiatan dan kualitas pemantauan pertumbuhan
diperlukan
pemahaman dan penguasaan materi pertumbuhan dan status gizi
bagi kader.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan belum dilaksanakan dengan
Pendidikan
Keaktifan Kader
- Umur Kader
- Jenis Kelamin
- Status
Perkawinan
- Status Sosial
Ekonomi
- Lamanya
menjadi kader
Faktor – faktor Yang
Mempengaruhi pengisian KMS Balita
baik dan
hasilnya belum dimanfaatkan secara optimal bagi upaya perbaikan gizi ( Depkes
RI, 2003 )
Keberadaan kader
di wilayah banyak berasal dari tingkat pendidikan
dasar sehingga
kemampuan sumber daya sangat terbatas, status ekonomi yang rendah membuat kader
lebih terkonsentrasi untuk ikut membantu suami mencari nafkah di bandingkan
dengan tugas kader untuk membantu melayani kegiatan di posyandu, apalagi untuk
meningkatkan kemampuan sumber dayanya.
J. Kerangka
Teori
Pendekatan
kerangka teori adalah konsep umum yang digunakan untuk
mendiagnosis
perilaku, di mana perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya :
Predisposisi ( Predisposing factors ) yaitu mencakup pengetahuan
dan sikap
masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai
yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi dan
sebagainya ( Notoatmodjo, 2000 )
K. Kerangka
Konsep
L. Hipotesis
1. Ada hubungan
tingkat pendidikan dengan kemampuan dalam pengisian
KMS
2. Ada hubungan keaktifan
kader dengan kemampuan dalam pengisian KMS
Pendidikan Kader
Kemampuan dalam
pengisian KMS
Keaktifan Kader
Laki – laki = kolom diisi tanda �� apabila jenis kelamin anak
BalasHapustesebut adalah laki – laki
yang tanda tanya itu maksudnya apa yhh belum ngerti
gomawo.....