BAYI KURANG BULAN KECIL
MASA KEHAMILAN ( Dismaturitas )
2.1 Definisi
Dismaturitas yaitu bayi
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya utnuk masa gestasi itu.
Disebut juga kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dapat terjadi pada masa pre-,
term, dan post-term.
Batasan yang diajukan
oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat lahirnya ≤ persentil
ke-10 pada kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin adalah bayi KMK.
Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai
berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan
untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation = retardasi
pertumbuhan intrauterin).
Untuk menentukan apakah
bayi itu lahir prematur SMK (Sesuai Masa Kehamilan), matur normal, KMK atau BMK
(Besar untuk Masa Kehamilan) dapat dengan membandingkan berat badan bayi dalam
gram dengan usia kehamilan dalam minggu yang kemudian diplot di kurva
pertumbuhan dan perkembangan intrauterin dari Battaglia dan Lubchenco (1967).
Gambar: Kurva hubungan
antara berat badan dan masa gestasi (Lubchenco dan Battalgia, 1967)
Dari kurva ini didapat:
Pertumbuhan janin
normal / berat bayi matur normal dan bayi prematur (SMK) terletak di antara
persentil ke-10 dan persentil ke-90 :
1) Sesuai masa
kehamilan (SMK) : berada diantara 10 – 90
percentile grafik
Batglia dan lubchenco.
2) Bayi kecil masa
kehamialn (KMK) = berat badan lahir < 10
percentile kurve
pertumbuhan.
3) Bayi besar masa
kehamilan (BMK) : berat badan lahir > 90
percentile kurve
pertumbuhan.
WHO membagi umur
kehamilan menjadi tiga kelompok:
Pre-term
: < 37 minggu lengkap (<
259 hari)
Term
: mulai 37 minggu s.d < 42
minggu lengkap (259 s.d 293 hari
Post-term :
42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih).
2.2 Etiologi
Penyebab pasti belum
diketahui, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada kelahiran prematur :
1) Faktor ibu : hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok,
penderita diabetes melitus yang erat, toksemia, hipoksia ibu (tinggal di daerah
pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik), gizi buruk, drug abuse,
peminum alkohol
2) Faktor uterus dan plasenta :
kelainan pembuluh darah (hemangioma), insersi tali pusat yang tidak
normal, uterus bikornis, infark plasenta, transfusi dari kembar yang satu ke
yang lain, sebagian plasenta lepas
3) Faktor janin : ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan,
infeksi dalam kandungan (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes,
sifilis, TORCH)
4) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah, dll
2.3 Klasifikasi IUGR
Propotionate IUGR : janin yang menderita
distress yang lama, dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang, dan lingkaran kepala
proporsi yang seimbang akan tetapi secara keseluruhan masih di bawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi tidak
menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue
Dispropotionate IUGR : terjadi akibat distress subakut.
Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan
kurus dan lebih panjang.
2.4 Patologi
Pada kelainan sirkulasi
uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta yang abnormal, pasokan oksigen,
masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabolic menjadi abnormal. Janin
akibatnya mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi pada trisemester akhir
sehingga menimbulkan pertumbuhan janin terhambat.
Pada keadaan hipoksia,
produksi radikal bebas di plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang
relative kurang (misalnya : preeklamsia) akan menyebabkan terganggunya perkembangan
janin yang lebih parah.
2.5 Gejala Klinis
Pada ‘preterm’ akan terlihat gejala fisis
bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat
badan ≤2500 gr, karakteristik fisis sama denagn bayi prematur dan mungkin
ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan ‘wasting’
Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas,
gejala yang menonjol adalah ‘wasting’, demikian pula pada ‘postterm’ dengan
dismaturitas.
Setelah dilahirkan ,
bayi dismatur mudah dikenali dengan bentuk tubuh badan yang kecil dan kurus.
Mukanya seperti rupa orang tua, lipatan kelopak bawah matanya sangat ketara.
Kulit di badannya kelihatan kering dan berkupas serta tipis kerana kekurangan
lemak Tahap pemberian makanan yang rendah menyebabkan bayi kekurangan bekalan
lemak di dalam tubuhnya. Ini menyebabkan suhu badannya rendah. cadangan ‘
glycogen’ di dalam hatinya ‘ liver ‘ yang sedikit menyebabkan kadar glukosa di
dalam darahnya turun sehingga menyebabkan hipoglikemia dan kejang. Ini dapat
menyebabkan kerusakan otak bayi (cerebral pasy) dan menyebabkan kecacatan
fisikal. Kekurangan glukosa di dalam darah terdapat pada hari pertama , kedua
dan ketiga.
Fungsi pernafasannya
lebih baik dari bayi prematur dan dia jarang mengalami penyakit paru -paru (
hyaline membrane disease ) yang berpuncak dari kekurangan ‘SURFACTANT’ seperti
yang selalu terdapat pada bayi prematur. Tetapi bayi dismatur yang lemas di
dalam rahim pada waktu bersalin sering mengeluarkan meconium yang bercampur dengan cairan yang
menyelubunginya ( meconium stained liquor ). Jika bayi tersedat cairan yang
bercampur ‘ meconium ‘ pernafasannya akan terganggu sehingga dapat menimbulkan
kematian jika dia tidak segera mendapat perawatan khusus. Keadaan ini disebut
meconium aspiration syndrome.
Ketahanan bayi dismatur
untuk mengatasi infeksi lebih rendah dan oleh sebab itu bayi sering diserang
penyakit dengan infeksi yang tidak begitu patogenik. Hal yang perlu
diperhatikan adalah timbulnya sepsis yang tidak memunculkan gejala khas.
Darah bayi-bayi
dismatur lebih pekat sehingga menyebabkan lebih mudah mengalami pembekuan
darah. Hal ini dapat terjadi di dalam otak , dalam pembuluh darah, di paru
-paru dan sebagainya. Keadaan paru -paru berdarah ( pulmonary haemorrhage )
merupakan puncak kematian yang sering terdapat di kalangan bayi – bayi
dismatur.
2.6 Problematika bayi
KMK
Alat-alat dalam tubuh
sudah bertumbuh dengan lebih baik dibandingkan bayi prematur SMK. Dengan
demikian bayi KMK yang tidak prematur lebih mudah hidup di luar kandungan.
Walaupun begitu, harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus
ditanggulangi dengan baik
Ø Aspirasi mekonium yang sering diikuti
pneumotoraks. Disebabkan distress yang sering dialami bayi pada persalinan
Ø Usher (1970) melaporkan 50% bayi KMK
mempunyai Hb yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam
uterus
Ø Hipoglikemia terutama bila pemberian
minum terlambat. Disebabkan karena kurangnya cadangan glikogen hati dan
meningginya metabolisme bayi
Ø Keadaan lain yang mungkin terjadi:
asfiksia, perdarahan paru yang masiv, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan
kromosom (sindroma Down’s, Turner, dll), cacat bawaan oleh karena infeksi
intrauterin,dsb.
2.7 Penatalaksanaan
Semakin rendah beratnya
semakin tinggi risiko untuk mengalami keadaan -keadaan yang menimbulkan
kematian. Yang penting diawasi adalah supaya suhu badan bayi tidak terlalu
dingin atau terlalu tinggi. Ini boleh dipastikan dengan merawat bayi dalam
inkubator yang mempunyai alat -alat yang tertentu. Denyut nadi, jantung dan pernafasan perlu diperhatikan.
Pemberian ASI
diupayakan segera mungkin supaya bayi tidak kekurangan glukosa di dalam darah.
Jika bayi sukar menghisap , susu boleh diberi melalui tub yang dimasukkan ke
perut bayi melalui lubang hidung. Kekurangan glukosa di dalam darah yang
menyebabkan hipoglikemia perlu diatasi dengan memberi suntikan glukosa. Bayi
dismatur yang dilahirkan lemas karena aspirasi meconium pada waktu kelahiran
memerlukan satu prosedur untuk menyedot meconium dari saluran paru -parunya.
Alat bantuan pernafasan mungkin digunakan untuk membantu fungsi pernafasan jika
fungsi pernafasan belum optimal.
Pada umumnya,
penatalaksanaan dismatur sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti
pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi, dll, akan tetapi oleh
karena bayi ini mempunyai problematika yang agak berbeda dengan bayi lainnya
maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
·
Memeriksa kadar gula darah (true
glucose) dengan dextrostix atau di laboratorium. Bila terbukti adanya
hipoglikemia harus segera diatasi
·
Pemeriksaan HT dan mengobati
hiperviskositasnya
·
Bayi membutuhkan lebih banyak kalori
dibandingkan SMK
·
Melakukan tracheal-washing pada bayi
yang diduga akan menderita aspirasi mekonium
·
Sangat penting untuk membedakan bayi
dismatur dengan bayi prematur murni, karena:
Morbiditas yang
berlainan, misalnya prematuritas murni mudah menderita komplikasi seperti
membran hialin, perdarahan intraventrkular, pneumonia aspirasi
Bayi dismatur mudah
menderita sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia simtomatik dan
hiperbilirubinemia
Pada bayi dismatur yang
‘pre-term’, dengan sendirinya komplikasi bayi prematuritas murni juga dapat
terjadi
Membedakan hal ini
penting pula sebab bayi dismatur harus mendapat makanan dini yang lebih dini
daripada bayi prematur
2.8 Pengkajian
Keperawatan
Riwayat kesehatan
Riwayat pra, intra, postnatal seperti
persalinan saat usia muda, gizi buruk saat hamil karena sosek yang rendah,
jarak kehamilan yang dekat, kehamilan ganda, obat-obatan yang mungkin digunakan
saat hamil
1.
Pengkajian fisik
·
Sirkulasi
Nada apikal mungkin
cepat dan/ atau tidak teratur dalam batas normal (120-160 dpm). Murmur jantung
yang dapat didengar dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA).
Pengkajian tambahan:
·
Tentukan frekuensi dan irama jantung
·
Gambarkan bunyi jantung termasuk adanya
murmur
·
Gambarkan warna kulit: sianosis, pucat,
ikterik
·
Kaji warna bantalan kuku, membran
mukosa,dan bibir
·
Tentukan tekanan darah
·
Gambarkan nadi perifer, pengisian
kapiler, perfusi kapiler
·
Makanan/cairan
·
Berat bdan < 2500 gram
·
Tentukan adanya distensi abdomen
·
Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi
dan kulit yang berhubungan dengan pemberian makan, karwakter, dan jumlah sisa
bila diberi makanan melalui lavage. Bila selang NGT terpasang, gambarkan tipe
penghisapan, drainase
·
Gambarkan jumlah, warna, konsistensi,
dan bau dari adanya muntah
·
Palpasi daerah tepi hati
·
Gambarkan jumlah, warna dan konsistensi
feses
·
Gambarkan bising usus
·
Neurosensori
Gambarkan gerakan bayi, evaluasi
berdasarkan usia gestasi
Gambarkan jumlah, warna, pH, temuan
lapstick dan berat jenis urin
Periksa BB
Tubuh biasanya panjang, kurus,
lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakkan, fontanel mungkin
besar atau terbuka lebar
Edemakelopak mata umum terjadi,
mata mungkin merapat (tergantung usia gestasi)
Refleks tergantung: rooting terjadi
dengan gestasi minggu ke-32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan,dan
bernafas biasa terbentuk pada gestasi minggu ke-32; komponen pertama refleks
moro (ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan) tampak pada
gestasi minggu ke-28, komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang dapat di
dengar) tampak pada gestasi minggu ke-32
·
Pernapasan
Gambarkan bentuk dada,
kesimetrisan, adanya insisi, selang dada
Gambarkan penggunaan otot
aksesoris, pernafasan cuping hidung, retraksi
Tentukan frekuensi dan
keteraturan nafas
Tentukan apakah penghisapan
diperlukan
Auskultasi dan gambarkan bunyi
pernafasan
Skor apgar mungkin rendah
Pernafasan mungkin dangkal,
tidak teratur,pernafasan diafragmatik intermitten atau periodik (40-60x/menit)
·
Keamanan
Tentukan suhu kulit dan
aksila, biasanya suhu berfluktuasi dengan mudah
Tentukan hubungan dengan
suhu lingkungan
Gambarkan adanya perubahan warna,
areakemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi, area gundul
Tentukan tekstur dan turgor
kulit; kering, halus, pecah-pecah, terkelupas
Gambarkan adanya ruam, lesi
kulit atau tanda lahir
Tentukan apakah kateter,
infus IV, jarum, berada pada tempatnya dan amati apakah ada tanda-tanda
inflamasi
Gambarkan jalur pemasangan
kateter IV, jenis infus, frekuensi aliran, jenis jarum,tampilkan area insersi
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar,mungkin
ada kaput suksadeneum
Kulit kemerahan atau tembus
pandang; warna mungkin merah muda/kebiruan, akrosianosis atau sianosis/pucat
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh
tubuh
Ekstermitas mungkin tampak
edema
Garis telapak kaki mungkin
atau mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak
Kuku mungkin pendek
·
Genitourinaria
Persalinan atau
kelahiran mungkin tergesa-gesa
Genitalia; labia minora
wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris menonjol. Testis
pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum
Gambarkan
jumlah, warna,pH, temuan lapstick dan berat jenis urin
2.
Penyuluhan/pembelajaran
Riwayat ibu dapat
menunjukkan faktor-faktor yang memperberat persalinan preterm, seperti:
Ø Usia
muda
Ø Latar
belakang sosial ekonomi rendah
Ø Rentang
kehamilan dekat
Ø Gestasi
multipel
Ø Nutrisi
buruk
Ø Kelahiran
preterm sebelumnya
Ø Komplikasi
obstetrik seperti abrupsio plasentae
Ø Ketuban
pecah dini
Ø Dilatasi
serviks prematur
Ø Adanya
infeksi
Ø Inkompabilitas
darah berhubungan dengan eritroblastosis fetalis atau penggunaan obat yang
diresepkan, dijual bebas atau obat jalanan
3.
Pemeriksaan diagnostik
Ø Jumlah
sel darah putih 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3 hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
Ø HT:
43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal
Ø Hb:
15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
Ø Bilirubin
total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2hari, dan 12 mg/dl pada
3-5hari
Ø Destrosix:
tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga
Ø Pemantauan
elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya
Ø Pemeriksaan
analisa gas darah
2.9 Diagnosa
Keperawatan
ü Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan aspirasi mekonium dan stress persalinan
ü Resiko
infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh.
ü Kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas saluran
cerna.
2.10 Intervensi
Keperawatan
Diagnosa 1 : Pola nafas
tidak efektif berhubungan dengan aspirasi mekonium dan stress persalinan
Definisi : inspirasi
dan ekspirasi tidak menyediakan ventilasi yang adekuat
NOC :
Status Pernafasan : Kepatenan jalan nafas
Status pernafasan : Ventilasi
NOC 1 : Status
pernafasan : kepatenan jalan nafas
Definisi : saluran
trakheobronkhial tetap terbuka
Criteria hasil :
ü Sesak
tidak ada
ü Frekuensi
nafas normal
ü Irama
nafas normal
ü Tidak
ada suara nafas tambahan
NOC 2 : Status
pernafasan : ventilasi
Definisi :
Pergerakan udara ke
dalam dan luar paru
Criteria hasil :
ü Pengembangan
dada simetris
ü Fremitus
tidak ada
ü Volume
tidal normal
ü Kapasitas
vital normal
ü Tidak
ada pernafasan cuping hidung
NIC:
1.
Manajemen jalan nafas
Aktivitas:
ü Posisikan
pasien untuk memperoleh pertukaran udara yang maksimal
ü Identifikasi
adanya actual/potensial yang menghambat jalan nafas
ü Dengarkan
bunyi nafas pasien.
ü Atur
posisi klien agar terhindar dari dispnea
2. Monitor status pernapasan
Aktivitas:
ü Monitor
frekuensi, ritme, serta dalamnya pernafasan
ü Perhatikan
adanya bunyi nafas seperti dengkuran
ü Monitor
kepatenan pernapasan: bradipnea, takipnea, pernapasan kusmaul
ü Auskultasi
atau dengarkan bunyi paru setelah diberikan pengobatan pada pasien
Diagnosa 2 : Resiko
Tinggi infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh
Definisi : Meningkatnya
resiko terinvasi oleh organism patogen
NOC 1 :
ü Pengendalian Resiko Infeksi
ü Pendeteksian Resiko Infeksi
Kriteria hasil :
ü Mengembangkan strategi pengendalian resiko
efektif
ü Melakukan penyesuaian strategi pengendalian
resiko sesuai kebutuhan
ü Melakukan strategi pengendalian resiko
ü Mengikuti strategi pengendalian resiko
terpilih
ü Mencegah pemaparan yang dapat mengancam
kesehatan
ü Memantau perubahan status kesehatan
NOC 2 : Pendeteksian
Resiko Infeksi
Definisi : Pengambilan
tindakan untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan personal
Kriteria hasil :
ü Mengenali tanda dan gejala yang
mengindikasikan resiko
ü Mengidentifikasi resiko kesehatan potensial
ü Mancari validation dari resiko yang dirasakan
NIC :
a) Pengontrolan infeksi
Definisi :
meminimalisir/ mengurangi perpindahan agen-agen penyebab infeksi (bakteri, mikroba
dan lain-lain)
Aktivitas :
Ciptakan linhkungan ( alat-alat, berbeden
dan lainnya) yang nyaman dan bersih terutama setelah digunakan oleh pasien
Gunakan alat-alat yang baru dan berbeda
setiap akan melakukan tindakan keperawatan ke pasien
Terapkan kewaspadaan universal
Gunakan selalu handscoon sebagai salah satu
ketentuan kewaspadaan universal
Bersihkan kulit pasien dengan pembersih
antibakteri
Jaga dan lindungai area atau ruangan yang
diindikasikan dan digunakan untuk
tindakan invasive, operasi dan gawat darurat
b) Pemantauan tanda-tanda vital
Defenisi: Pengumpulan
dan analisis data kardiovaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh untuk menetukan
dan mencegah komplikasi.
Aktivitasnya:
ü Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan,
jika diindikasikan.
ü Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
ü Pertahankan kelangsungan pemantauan suhu.
ü Monitor adanya tanda dan gejala
hipotermi/hipertermi.
ü Monitor warna, suhu, dan kelembaban kulit.
ü Monitor adanya sianosis sentral dan perifer.
ü Monitor adanya Triad Cushing.
ü Identifikasi faktor penyebab perubahan
tanda-tanda vital.
Diagnosa 3 :
Kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas saluran cerna.
Definisi :
Seorang individu
mempunyai masukan nutrien yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
NOC :
1. Status nutrisi
Definisi : tingkat
kebutuhan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan metabolisme
Kriteria hasil :
intake nutrient klien mencukupi
intake makanan dan cairan klien terpenuhi
klien memiliki energi
nilai biokimia tubuh klien normal
Berat badan klien normal
2. Status nutrisi :
intake makanan dan cairan
Definisi : jumlah
makanan dan cairan yang masuk ke tubuh dalam 24 jam
Kriteria hasil :
Intake makanan dekuat
Intake cairan adekuat
Nutrisi parenteral adekuat
NIC :
Manajemen nutrisi
Monitor nutrisi
Manajemen nutrisi
Definisi : membantu dan
menyediakan intake diet makanan dan cairan yang seimbang.
Aktivitas :
Memberikan ASI segera mungkin
Menetapkan pilihan diet klien
Kerja sama dengan ahli gizi mengenai
kebutuhan nutrisi klien
Mengatur diet yang sesuai untuk klien
Menyediakan informasi bagi klien tentang
kebutuhan gizinya
Monitor nutrisi
Definisi : mengumpulkan
dan menganalisa data pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisi
Aktivitas :
Nilai turgor kulit dari pasien
Pantau nilai albumin, total protein, Ht
klien
Pantau intake klien
Pantau kebutuhan kalori dan gizi klien
Pantau adanya nausea dan muntah
REFERENSI
Prawirohardjo,
Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Staf pengajar
FKUI.1997.Buku Kuliah 3 Ilmu Kesejatan Anak.Jakarta:Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI
Bobak.1999.Maternal Nursing
Care Plan.Mosby company
Herdman, Heather T
(editor). 2009. Nursing Diagnoses : definitions and classification 2009-2011.
Wiley – Blackwell.
Joanne C.M and Gloria
M.B. 2009. Nursing Interventions Classification (NIC). Mosby.
Marion J, Meridean M,
Sue M. 2009. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar