Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
1.
Metode Sederhana
a. Tanpa
Alat
v KB
Alamiah
o
Menentukan periode atau masa subur, yang
terjadi sekitar waktu ovulasi, umumnya kira-kira 14 hari sebelum haid
berikutnya.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.Kb dan
Kontrasepsi)
o
Pasangan secara sukarela menghindari
senggama pada masa subur ibu kurang lebih 7-18 hari
(Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.2003)
o
Ibu harus belajar mengetahui kapan masa
suburnya berlangsung, efektif bila dipakai dengan tertib, dan tidak ada efek
samping.
(Perwakilan BKKBN Provinsi
Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
o
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan.Upaya dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen,
dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,alat, atau obat-obatan.
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan
Memilih Kontrasepsi)
METODE
KALENDER (OGINO-KNAUS)
Menentukan
waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
Tahun 1930 kyusaku
ogino di jepang dan Herman Knaus di ustralia menetukan bahwa :
Ogino : Ovulasi umumnya
terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya,tetapi dapat pula 12-16 hari
sebelum haid yang akan datang.
Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid yang akan datang,problem terbesar dalam metode kalender ini adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunya siklus haid teratur 28 hari.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid yang akan datang,problem terbesar dalam metode kalender ini adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunya siklus haid teratur 28 hari.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Ø Manfaat
yang dapat diberikan dari metode kalender :
a. Keuntungan kontrasepsi
:
1.
Lebih sederhana
2.
Dapat digunakan oleh setiap wanita
3.
Tidak memerlukan alat atau pemeriksaan
khusus
4.
Tidak menggangu pada saat hubungan
seksual
5.
Kontrasepsi dengan menggunakan metode
kalender menghidari resiko kesehatan yang berhubungan kontra sepsi.
6.
Tidak memerlukan biaya
7.
Tidak memerlukan tempat pelayanan
( Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
( Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
b. Keuntungan Non
Kontrasepsi :
1. Pengetahuan
menungkat tentang sistem reproduksi.
2. Hindari
persetubuhan selam fase kesuburan dari suklus haid.
3. Kemungkinan
hubungan yang lebih dekat dari pada pasangan.
4. Ketelbatan
dari pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga.
Ø Kekurangan
dari Metode Kalender :
Sebagai metode yang sederhana dan alami , sistem kalender ini juga memilki kekurangan dari metode kalender yaitu :
Sebagai metode yang sederhana dan alami , sistem kalender ini juga memilki kekurangan dari metode kalender yaitu :
1. Diperlukan
banyak pelatihan yang bisa menggunakannya dengan benar.
2. Memerlukan
pemberian asuhan yang sudah terlatih.
3. Memerlukan
kenahan nafsu selama fase kesuburan
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
v TEKNIK
METODE KALENDER
Seorang wanita
menentukan masa suburnya dengan :
a.
Mengurangi 18 hari dari siklus haid
terpendek, untuk menentukan masa subur awalnya.
b.
Mengurangi 14 hari silkus haid
terpanjang,untuk menentukan masa subur akhirnya.
(dr.Hanafi
Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi )
Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat yaitu :
1.
Masa tidak subur sebelum ovulasi
2.
Masa subur
3.
Masa tidak subur
Perhitungan masa subur
ini akan efektif apabila siklus menstruasinya normal yaitu antara 21-35 hari.
Pemantuan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal 6 kali
siklus berturut-turut, kemudian periode masa subur dihitung dengan melihat data
yang dicatat.
1.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari
pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke 1 dan masa subur adalah hari
ke 12 hingga hari ke 16 dalam silkus haid.
Contohnya :
Seorang wanita mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke 1. Maka hari ke 12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama.
Contohnya :
Seorang wanita mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke 1. Maka hari ke 12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama.
Apabila
ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
2.
Bila haid tidak teratur
Jumlah
hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah
hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari
terakhir masa subur.
RUMUS :
RUMUS :
Hari
pertama masa subur = Jumlah hari terpendek -18
Hari
terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang – 11
Contoh
:
Seorang
wanita mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30
hari ( mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya.)
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah
2 : 30 – 11 = 19
Jadi,
masa suburnya adalah mulai dari hari ke 7 sampai hari ke 19. Sehingga masa
ini,suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan
senggama harus menggunakan kontrasepsi.
(
Proverawati, Atikah.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
v Efektifitas
Metode Kalender
Angka
Kegagalan : 14 – 47 kehamilan pada 100 wnanita per tahun
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
METODE
SUHU BASAL TUBUH ( TERMAL )
·
Suhu basal tubuh adalah suhu badan asli,
yaitu suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan
istirahat (tidur). Pengukuran ini dilakukan pada pagi hari segera bangun tidur
dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
(Proverawati,Atikah.2010.Panduan Memilih
Kontrasepsi)
·
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan mengukur suhu tubuh hingga mengetahui suhu tubuh basal,, untuk
menentukan masa ovulasi.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan
Keluarga Berencana)
·
Peninggian suhu tubuh basal mulai 1-2
hari sebelum ovulasi dan disebabkanoleh peninggian kadar hormon progesteron.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan
Kontrasepsi)
a. Manfaat suhu basal:
a. Manfaat suhu basal:
Metode
suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi:
1. Manfaat
konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi
pasangannya yang menginginkan kehamilan.
2. Manfaat
kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi
pasangan yang menginginkan,menghindari atau mencegah kehamilan
(Proverawati,Atika,dkk.(2010).Pandun
Memilih Kontrasepsi)
b.
Kekurangan suhu basal
1. Membutuhkan
motivasi
2. Perlu
di ajarkan spesialis KB alami
3. Suhu
basal di pengaruhi oleh penyakit,kurang tidur,sterss
4. Suhu
tubuh tidak di ukur tiap hari
5. Tidak
mendeteksi permulaan semasa subur
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
v TEKNIK
SUHU BASAL
a. Umumnya
menggunakan termometer,khusus dengan khalibrasi yang diperbesar atau basal yang
di perbesar.
b. Waktu
pengukuran halus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak 3-5 jam
atau keadaan yang sering mutlak.
c. Pengukuran
dilakukan secara:
Oral,selama 3 menit,rektal,selama 1
menit dan vagina
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan kontasepsi)
v Efektifitas
metode suhu basal cukup baik dengan kegagalan 0,3 sampai 6,6 kehamilan pada 100
wanita pertahun.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
METODE
LENDIR SERVIKS
Pengertian
>>Metode
ovulasi di kembangkan pada tahun 1950 oleh 2 orang dokter.
(dr.Hanafi
Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
>>Metode
kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap lendir serviks wanita yang
dapat di deteksi di vulva.Metode ini di dasarkan pada pengenalan terhadap
perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi,yang menggambar masa subur
dengan siklus dengan waktu fertilitas maksimal dalam ari subur.
(Handayani,
Sri .2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
>>Metode
mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode alamiah keluarga berencana
atau KBA dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan
mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva pada masa ovulasi bila di sekitar alat klamin terasa basah
memasuku masa subur dan sebaliknya.
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan
Memilih Kontrasepsi)
Adapun Keuntungan dan kekurangan metode lendir serviks antara lain :
Adapun Keuntungan dan kekurangan metode lendir serviks antara lain :
a.
Keuntungan :
1. Dalam
kendali wanita
2. Memberika
kesempatan pada pasangan untuk menyentuh tubuhnya
3. Meningkatkan
kesadaran terhadap perubahan tubuh
4. Memperkirakan
lendir yang subur
5. Dapat
di gunakan mencegah kehamilan
(Handayani,
Sri..2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
b.
Kerugian:
1. Masa
menyusui
2. Kegunaan
produk wanita
3. Perimenopause
4. Penggunaan
kontrasepsi hormonal
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan
Memilih Kontrasepsi)
v TEKNIK
METODE LENDIR SERVIKS
Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari ke 4 setelah gejala puncak.
Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari ke 4 setelah gejala puncak.
Penyulit-penyulit
Metode Lendir Serviks
a. Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual
a. Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual
b.
Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit, dan pemakaian obat –
obatan.
c. Keadaan psikologis : stress (fisik dan
emosional)
v Efektivitas
Metode Lendir Serviks
a. Angka kegagalan : 0.4 – 39,7 kehamilan per 100 wanita/tahun
a. Angka kegagalan : 0.4 – 39,7 kehamilan per 100 wanita/tahun
b.Disamping
abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya
kegagalan/kehamilan :
·
pengeluaran lendir mulainya terlambat
·
gejala puncak timbul awal/dini
·
lendir tidak dirasakan oleh si wanita
( dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
( dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
METODE
SYMPTO THERMAL
Pengertian
Pengertian
v Metode
yang menggabungkan metode pengamatan lendir dan keefektifannya (wanita meraba
sendiri leher rahim dengan 2 jari ke vagina ). Metode ini mengkombinasikan suhu
tubuh basal dan mukosa serviks dan dapat lebih akurat memprediksi hari aman
pada wanita.
(Proverawati,Atikah.2010.Panduan
Memilih Kontrasepsi)
v Kombinasi
antara macam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur.
(dr.Hanafi
Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
v Metode
kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan lendir dan suhu badan
tubuh.
(Handayani,Sri.2010.Buku
Ajar Pelayanan KB)
Kontra Indikasi Metode
KB Alamiah :
a.
Siklus haid yang tidak teratur
b.
Riwayat siklus haid yang an-ovulatoir
c.
Kurve suhu badan yang tidak teratur
Komplikasi Metode KB Alamiah
Komplikasi Metode KB Alamiah
a.
Komplikasi yang langsung tidak ada
b.
Persoalan timbul bila terjadi
kegagalan/kehamilan, karena ada data-data yang menunjukkan timbulnya
kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi.
(dr.Hanafi hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi )
(dr.Hanafi hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi )
Hal yang Mempengaruhi
Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode
simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
a. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus
bangun pada malam hari.
b. Wanita yang mempunyai penyakit.
c. Pasca perjalanan.
d. Konsumsi alcohol.
Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
a. Wanita yang memilki pasangan seksual
lebih dari satu.
b. Tidak ada komitmen antara pasangan suami
istri untuk menggunakan metode simptothermal.
c. Wanita yang tidak dapat mengamati hari
suburnya karena sifat wanita itu sendiri
atau alasan lain.
d. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak
melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap
bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
e. Wanita yang mempunyai resiko
kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
f. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi
maupun produksi lendir serviks.
Keuntungan dan Keterbatasan metode Sympto Termal
Keuntungan dan Keterbatasan metode Sympto Termal
v Keuntungan
:
Metode
simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a. Tidak ada efek fisik seperti
obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b. Aman.
c. Ekonomis.
d. Meningkatkan hubungan kerjasama antar
pasangan.
e. Dapat langsung dihentikan apabila
pasangan menginginkan kehamilan.
f. Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat
kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
v Keterbatasan
Metode
simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
a. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang
mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
b. Metode simptothermal kurang efektif
karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
c. Metode simptothermal memerlukan
kerjasama antara pasangan suami istri.
d. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau
instruksi yang benar.
v Petunjuk
bagi pengguna metode simptothermal
Pengguna/
klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang
metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender.
Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1. Klien dapat melakukan hubungan seksual
hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti ( periode tidak subur sebelum
ovulasi).
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur
awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina
sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini
menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada
kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan
periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti
perhitungan periode subur yang terpanjang di mana masa pantang senggama harus
dilakukan.
(
Proverawati,Atikah,dkk .2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
v Komplikasi
Metode Simpto Termal
1.
Komplikasi yang langsung tidak ada
2.
Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan, karena ada data-data yang
menunjukkan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya
fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/terlalu matang.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
v Efektifitas
Angka
kegagalan 4,9 – 34,4 kehamilan pada 100 wanita/tahun
(Handayani,Sri.2010.Buku
Ajar Pelayanan KB)
B. Dengan Alat
B. Dengan Alat
v Kontrasepsi Hormonal
KONDOM
v Pengertian
§ Kondom
merupakan metode kontrasepsi pria yang menghalangi masuknya spermatozoa ke
dalam traktus genitalia intra wanita.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
§ Kondom
adalah suatu selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
latex atau karet, plastik,finel, atau bahan alami yang dipasang pada
penis(kondom pria) atau vagina(kondom wanita) pada saat berhubungan seksual.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
v Keuntungan
dan Kerugian Kondom
Keuntungan :
a. mencegah kehamilan
b. Murah dan dapat diandalkan
c. Reversiblle
d.Mencegah ejakulasi dini
Keuntungan :
a. mencegah kehamilan
b. Murah dan dapat diandalkan
c. Reversiblle
d.Mencegah ejakulasi dini
Kerugian
:
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b.perlu dipakai secara konsisten
c. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
d. Masalha pembuangan kondom
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b.perlu dipakai secara konsisten
c. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
d. Masalha pembuangan kondom
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
v Kontra
Indikasi
Absolut :
1. Pria dengan ereksi yang tidak baik
2. Tidak bertanggung jawab secara seksual
3. Alergi terhadap karet
4. Menghalangi minat seksual
Relatif :
Interupsi seksual foreplay yang menganggu ereksi seksual
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Absolut :
1. Pria dengan ereksi yang tidak baik
2. Tidak bertanggung jawab secara seksual
3. Alergi terhadap karet
4. Menghalangi minat seksual
Relatif :
Interupsi seksual foreplay yang menganggu ereksi seksual
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
v Efek
Samping
a. Iritasi vagina/iritasi penis dan ketidaknyamanan
b. Perasaan panas didalam vagina
c. Tablet busa vagina tidak meleleh
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
a. Iritasi vagina/iritasi penis dan ketidaknyamanan
b. Perasaan panas didalam vagina
c. Tablet busa vagina tidak meleleh
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
v Efektifitas
Efektifitas kondom :
Angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan/tahun.
Efektifitas kondom :
Angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan/tahun.
BARIER
INTRA VAGINAL
Alat kontrasepsi dengan alat yang menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genetalia internal wanita dan imobulisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisida.
(dr.Hanafi Hartanto,2010.KB dan Kontrasepsi)
Alat kontrasepsi dengan alat yang menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genetalia internal wanita dan imobulisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisida.
(dr.Hanafi Hartanto,2010.KB dan Kontrasepsi)
v Keuntungan
dan Kerugian Barier Intra Vaginal
Keuntungan :
a. Mencegah kehamilan
b. Mengurangi insiden penyakit akibat hubungan seksual
Kerugian :
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b. Hubungan seksual harus di hentikan semantara untuk memasang alatnya
c. Perlu dipakai secara konsisten
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Keuntungan :
a. Mencegah kehamilan
b. Mengurangi insiden penyakit akibat hubungan seksual
Kerugian :
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b. Hubungan seksual harus di hentikan semantara untuk memasang alatnya
c. Perlu dipakai secara konsisten
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
v Macam-macam
Barier Intra Vaginal :
1.Diafragma
2. Kap Serviks
3. Spons
4. Kondom Wanita
1.Diafragma
2. Kap Serviks
3. Spons
4. Kondom Wanita
COITUS INTERUPTUS
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus
atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal
methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga
interrupted intercourse.
-
Adalah
suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum di akhiri ejakulasi
intra – vaginal.
(dr.Hanafi
Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
-
Senggama
terputus adalah metode tradisional,dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis)dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi
(Perwakilan BKKBN Provinsi
Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
v Metode keluarga berencana
tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi
intra vaginal.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
- Alamiah.
- Efektif bila dilakukan dengan benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Tidak ada efek samping.
- Tidak membutuhkan biaya.
- Tidak memerlukan persiapan khusus.
- Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
- Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
- Menanamkan sifat saling pengertian.
- Tanggung
jawab bersama dalam ber-KB.
v Keterbatasan :
- Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
- Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
- Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
- Kurang
efektif untuk mencegah kehamilan.
v Cara Kerja :
Alat
kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke
dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan
dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani
mencapai rahim.
v Efektivitas
Metode
coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang
mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat
menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang
menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak
memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus,
tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang
perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Sesuai
untuk
|
Tidak
sesuai untuk
|
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi
pra orgasmik.
|
|
Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra
orgasmik.
|
|
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
|
|
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil
menunggu metode lain.
|
Pasangan yang tidak komunikatif.
|
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi)
- Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
- Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
- Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
- Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
- Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
SPERMISIDA
Spermisida
adalah zat – zat kimia yang cara kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam
vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus internal vagina.
(Handayani,Sri.2010. Buku Ajar Pelayanan KB)
(Handayani,Sri.2010. Buku Ajar Pelayanan KB)
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang
mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
- Aerosol (busa).
- Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
- Krim.
v
Cara Kerja
- Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
- Memperlambat motilitas sperma.
- Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
v Pilihan
- Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
- Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
- Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
- Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
- Efektif seketika (busa dan krim).
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Sebagai pendukung metode lain.
- Tidak mengganggu kesehatan klien.
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
- Mudah digunakan.
- Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
- Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Keterbatasan :
- Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
- Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
- Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
- Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
- Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
- Harus
selalu tersedia sebelum senggama
dilakukan.
Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus,
namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
(seperti perokok, wanita di atas 35 tahun)
|
|
Tidak menyukai penggunaan AKDR
|
Terinfeksi saluran uretra
|
Tidak ingin hamil dan
terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi
pasangannya tidak mau menggunakan kondom
|
Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap
pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
|
Jarang melakukan hubungan seksual
|
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2,
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
PENANGANAN EFEK SAMPING
PENANGANAN EFEK SAMPING
Pemakaian
alat kontrasepsi spermisida juga
mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek
samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek
Samping Atau Masalah
|
|
Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila
penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan
bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
|
Periksa reaksi alergi atau
terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila
tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau
bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
|
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik
|
Pilih spermisida lain
dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi)
REFERENSI
Glassier Anna, Gebbie
Elisa.2006.Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Jakarta:EGC
dr.Hanafi Hartanto.2010.KB
dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
Meilani,Niken
dkk.2010.Pelayanan Keluarga Berencana
Proverawati,Atika
dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi
Handayani,Sri.2010.Buku
Ajar Pelayanan KB.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar