Halaman

Senin, 22 April 2013

Materi Keluarga Berencana Akbid Pemko punya

                    

Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
1.      Metode Sederhana
a.       Tanpa Alat
v  KB Alamiah
o   Menentukan periode atau masa subur, yang terjadi sekitar waktu ovulasi, umumnya kira-kira 14 hari sebelum haid berikutnya.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.Kb dan Kontrasepsi)
o   Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu kurang lebih 7-18 hari
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.2003)
o   Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung, efektif bila dipakai dengan tertib, dan tidak ada efek samping.
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
o   Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.Upaya dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,alat, atau obat-obatan.
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)

*   METODE KALENDER (OGINO-KNAUS)
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
Tahun 1930 kyusaku ogino di jepang dan Herman Knaus di ustralia menetukan bahwa :
Ogino : Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya,tetapi dapat pula 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid yang akan datang,problem terbesar dalam metode kalender ini adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunya siklus haid teratur 28 hari.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Ø  Manfaat yang dapat diberikan dari metode kalender :
a. Keuntungan kontrasepsi :
1.      Lebih sederhana
2.      Dapat digunakan oleh setiap wanita
3.      Tidak memerlukan alat atau pemeriksaan khusus
4.      Tidak menggangu pada saat hubungan seksual
5.      Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender menghidari resiko kesehatan yang berhubungan kontra sepsi.
6.      Tidak memerlukan biaya
7.      Tidak memerlukan tempat pelayanan
( Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
b. Keuntungan Non Kontrasepsi :
1.      Pengetahuan menungkat tentang sistem reproduksi.
2.      Hindari persetubuhan selam fase kesuburan dari suklus haid.
3.      Kemungkinan hubungan yang lebih dekat dari pada pasangan.
4.      Ketelbatan dari pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga.

Ø  Kekurangan dari Metode Kalender :
Sebagai metode yang sederhana dan alami , sistem kalender ini juga memilki kekurangan dari metode kalender yaitu :
1.      Diperlukan banyak pelatihan yang bisa menggunakannya dengan benar.
2.      Memerlukan pemberian asuhan yang sudah terlatih.
3.      Memerlukan kenahan nafsu selama fase kesuburan
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

v  TEKNIK METODE KALENDER
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan :
a.       Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan masa subur awalnya.
b.      Mengurangi 14 hari silkus haid terpanjang,untuk menentukan masa subur akhirnya.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi )

Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat yaitu :       
1.      Masa tidak subur  sebelum ovulasi
2.      Masa subur
3.      Masa tidak subur
Perhitungan masa subur ini akan efektif apabila siklus menstruasinya normal yaitu antara 21-35 hari. Pemantuan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal 6 kali siklus berturut-turut, kemudian periode masa subur dihitung dengan melihat data yang dicatat.
1.      Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke 1 dan masa subur adalah hari ke 12 hingga hari ke 16 dalam silkus haid.
Contohnya :
Seorang wanita mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke 1. Maka hari ke 12 jatuh pada tanggal 20 Maret  dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal  24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama.
Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
2.      Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid  dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

RUMUS :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek -18
Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang – 11

Contoh :
Seorang wanita mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari ( mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya.)
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi, masa suburnya adalah mulai dari hari ke 7 sampai hari ke 19. Sehingga masa ini,suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
( Proverawati, Atikah.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)

v  Efektifitas Metode Kalender
Angka Kegagalan : 14 – 47 kehamilan pada 100 wnanita per tahun
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)

*   METODE SUHU BASAL TUBUH ( TERMAL )
·         Suhu basal tubuh adalah suhu badan asli, yaitu suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran ini dilakukan pada pagi hari segera bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
(Proverawati,Atikah.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
·         Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh hingga mengetahui suhu tubuh basal,, untuk menentukan masa ovulasi.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana)
·         Peninggian suhu tubuh basal mulai 1-2 hari sebelum ovulasi dan disebabkanoleh peninggian kadar hormon progesteron.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
Description: C:\Users\Win7\Downloads\metode-suhu-basal-tubuh.gif

a.       Manfaat suhu basal:
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi:
1.      Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangannya yang menginginkan kehamilan.
2.      Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan,menghindari atau mencegah kehamilan
(Proverawati,Atika,dkk.(2010).Pandun Memilih Kontrasepsi)
b.      Kekurangan suhu basal
1.      Membutuhkan motivasi
2.      Perlu di ajarkan spesialis KB alami
3.      Suhu basal di pengaruhi oleh penyakit,kurang tidur,sterss
4.      Suhu tubuh tidak di ukur tiap hari
5.      Tidak mendeteksi permulaan semasa subur
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

v  TEKNIK SUHU BASAL
a.       Umumnya menggunakan termometer,khusus dengan khalibrasi yang diperbesar atau basal yang di perbesar.
b.      Waktu pengukuran halus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak 3-5 jam atau keadaan yang sering mutlak.
c.       Pengukuran dilakukan secara:
Oral,selama 3 menit,rektal,selama 1 menit dan vagina
(dr.Hanafi  Hartanto.2010.KB dan kontasepsi)

v  Efektifitas metode suhu basal cukup baik dengan kegagalan 0,3 sampai 6,6 kehamilan pada 100 wanita pertahun.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

*   METODE LENDIR SERVIKS

Pengertian
>>Metode ovulasi di kembangkan pada tahun 1950 oleh 2 orang dokter.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
>>Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap lendir serviks wanita yang dapat di deteksi di vulva.Metode ini di dasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi,yang menggambar masa subur dengan siklus dengan waktu fertilitas maksimal dalam ari subur.
(Handayani, Sri .2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
>>Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode alamiah keluarga berencana atau KBA dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva pada masa ovulasi  bila di sekitar alat klamin terasa basah memasuku masa subur dan sebaliknya.
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
Adapun Keuntungan dan kekurangan metode lendir serviks antara lain :
a.       Keuntungan :
1.      Dalam kendali wanita
2.      Memberika kesempatan pada pasangan untuk menyentuh tubuhnya
3.      Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuh
4.      Memperkirakan lendir yang subur
5.      Dapat di gunakan mencegah kehamilan
(Handayani, Sri..2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
b.      Kerugian:
1.      Masa menyusui
2.      Kegunaan produk wanita
3.      Perimenopause
4.      Penggunaan kontrasepsi hormonal
(Proverawati,Atikah,dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)

v  TEKNIK METODE LENDIR SERVIKS
Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari ke 4 setelah gejala puncak.
Penyulit-penyulit Metode Lendir Serviks
a. Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual
b. Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit, dan pemakaian obat – obatan.
 c. Keadaan psikologis : stress (fisik dan emosional)

v  Efektivitas Metode Lendir Serviks
a. Angka kegagalan : 0.4 – 39,7 kehamilan per 100 wanita/tahun
b.Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya kegagalan/kehamilan :
·         pengeluaran lendir mulainya terlambat
·         gejala puncak timbul awal/dini
·         lendir tidak dirasakan oleh si wanita
( dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)

*   METODE SYMPTO THERMAL
Description: C:\Users\Win7\Downloads\SymptoThermal.jpg
Pengertian
v  Metode yang menggabungkan metode pengamatan lendir dan keefektifannya (wanita meraba sendiri leher rahim dengan 2 jari ke vagina ). Metode ini mengkombinasikan suhu tubuh basal dan mukosa serviks dan dapat lebih akurat memprediksi hari aman pada wanita.
(Proverawati,Atikah.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)
v  Kombinasi antara macam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
v  Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan lendir dan suhu badan tubuh.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
Kontra Indikasi Metode KB Alamiah :
a.       Siklus haid yang tidak teratur
b.      Riwayat siklus haid yang an-ovulatoir
c.       Kurve suhu badan yang tidak teratur

Komplikasi Metode KB Alamiah      
a.       Komplikasi yang langsung tidak ada
b.      Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan, karena ada data-data yang menunjukkan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi.
(dr.Hanafi hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi )
Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
a.    Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
b.    Wanita yang mempunyai penyakit.
c.    Pasca perjalanan.
d.    Konsumsi alcohol.

Description: C:\Users\Win7\Downloads\simpto.jpg
Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
a.       Wanita yang memilki pasangan seksual lebih dari satu.
b.      Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
c.       Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya  karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
d.      Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
e.       Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
f.       Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

Keuntungan dan Keterbatasan metode Sympto Termal
v  Keuntungan :
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
a.       Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
b.      Aman.
c.       Ekonomis.
d.      Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
e.       Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
f.       Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.

v  Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
a.       Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
b.      Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
c.       Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
d.      Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

v  Petunjuk bagi pengguna metode simptothermal
Pengguna/ klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender.

Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1.     Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti ( periode tidak subur sebelum ovulasi).
2.    Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3.    Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
4.    Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana masa pantang senggama harus dilakukan.
( Proverawati,Atikah,dkk .2010.Panduan Memilih Kontrasepsi)

v  Komplikasi Metode Simpto Termal
1. Komplikasi yang langsung tidak ada
2. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan, karena ada data-data yang menunjukkan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/terlalu matang.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)

v  Efektifitas
Angka kegagalan 4,9 – 34,4 kehamilan pada 100 wanita/tahun
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

B. Dengan Alat
v  Kontrasepsi  Hormonal

*   KONDOM
v  Pengertian
§  Kondom merupakan metode kontrasepsi pria yang menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia intra wanita.
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
§  Kondom adalah suatu selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya latex atau karet, plastik,finel, atau bahan alami yang dipasang pada penis(kondom pria) atau vagina(kondom wanita) pada saat berhubungan seksual.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

v  Keuntungan dan Kerugian Kondom
Keuntungan :
a. mencegah kehamilan
b. Murah dan dapat diandalkan
c. Reversiblle
d.Mencegah ejakulasi dini
Kerugian :
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b.perlu dipakai secara konsisten
c. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
d. Masalha pembuangan kondom
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

v  Kontra Indikasi
Absolut :
1. Pria dengan ereksi yang tidak baik
2. Tidak bertanggung jawab secara seksual
3. Alergi terhadap karet
4. Menghalangi minat seksual
Relatif :
Interupsi seksual foreplay yang menganggu ereksi seksual
(dr. Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)

v  Efek Samping
a. Iritasi vagina/iritasi penis dan ketidaknyamanan
b. Perasaan panas didalam vagina
c. Tablet busa vagina tidak meleleh
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)

v  Efektifitas
Efektifitas kondom :
Angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan/tahun.

*  BARIER INTRA VAGINAL
Alat kontrasepsi dengan alat yang menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genetalia internal wanita dan imobulisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisida.
(dr.Hanafi Hartanto,2010.KB dan Kontrasepsi)

v  Keuntungan dan Kerugian Barier Intra Vaginal
Keuntungan :
a. Mencegah kehamilan
b. Mengurangi insiden penyakit akibat hubungan seksual

Kerugian :
a. Angka kegagalan relatif tinggi
b. Hubungan seksual harus di hentikan semantara untuk memasang alatnya
c. Perlu dipakai secara konsisten
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)

v  Macam-macam Barier Intra Vaginal :
1.Diafragma
2. Kap Serviks
3. Spons
4. Kondom Wanita

*      COITUS INTERUPTUS

Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
-          Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum di akhiri ejakulasi intra – vaginal.
(dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi)
-          Senggama terputus adalah metode tradisional,dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
v  Metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi intra vaginal.
(Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB)
 
v  Manfaat dan Keterbatasan Coitus Interuptus
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
  1. Alamiah.
  2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
  3. Tidak mengganggu produksi ASI.
  4. Tidak ada efek samping.
  5. Tidak membutuhkan biaya.
  6. Tidak memerlukan persiapan khusus.
  7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
  1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
  2. Menanamkan sifat saling pengertian.
  3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.


v  Keterbatasan :
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
  1. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
  2. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
  3. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
  4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
  5. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

v  Cara Kerja :
      Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
v  Efektivitas      
      Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.


Penilaian Klien
            Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Sesuai untuk
Tidak sesuai untuk
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
Suami dengan ejakulasi dini.
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain.
Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.
Pasangan yang tidak komunikatif.
(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)
  1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
  2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
  3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
  4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
  5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
*      SPERMISIDA



            Spermisida adalah zat – zat kimia yang cara kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam  traktus internal vagina.
(Handayani,Sri.2010. Buku Ajar Pelayanan KB)
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
v   Jenis

Jenis spermisida terbagi menjadi:
  1. Aerosol (busa).
  2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
  3. Krim.

v  Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
  1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
  2. Memperlambat motilitas sperma.
  3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
v  Pilihan
  1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
  2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
  3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
  4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
v  Manfaat dan Keterbatasan Spermisida
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
  1. Efektif seketika (busa dan krim).
  2. Tidak mengganggu produksi ASI.
  3. Sebagai pendukung metode lain.
  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
  6. Mudah digunakan.
  7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
  8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.







Keterbatasan :
  1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
  2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
  3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
  4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
  5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
  6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
  7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.









Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Sesuai untuk klien yang:
Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun)
Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Tidak menyukai penggunaan AKDR
Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung
Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom
Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain
Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual
Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

 (Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)


PENANGANAN EFEK SAMPING
            Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek Samping Atau Masalah
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman
Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina
Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik
Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.

(Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh.2011.edisi 2, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi)






REFERENSI


Glassier Anna, Gebbie Elisa.2006.Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Jakarta:EGC
dr.Hanafi Hartanto.2010.KB dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
Meilani,Niken dkk.2010.Pelayanan Keluarga Berencana
Proverawati,Atika dkk.2010.Panduan Memilih Kontrasepsi
Handayani,Sri.2010.Buku Ajar Pelayanan KB.Jakarta


KELUARGA BERENCANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar