PROMOSI KESEHATAN PADA IBU BERSALIN
A. Definisi Promosi Kesehatan
Dilihat secara konsep promosi kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat,agar melaksanakan prilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, san praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Promosi kesehatan pada ibu bersalin untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu yang akan menghadapi persalinan agar terwujud derajad kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan dapat membuat ibu bersalin dapat menjalani persalinannya dengan tenang.
Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni
fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen-komponen
fisiologis. Tetapi ada perbedaan yang dialami oleh ibu yang satu dengan yang
lainnya. Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat muda melahirkan
bayinya, dan ada juga ibu-ibu yang sangat suka melahirkan bayinya, yang
kadang-kadang sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi. Untuk itulah
perlu dilakukannya promosi kesehatan pada ibu bersalin yaitu untuk
mengantisipasi perasaan cemas pada ibu dalam menghadapi persalinan.
B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Melahirkan
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan
pergerakan-pergerakan bayi. Perut ibu semakin besar, pergerakan ibu semakin
tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan
kencing, kaki bengkak. Kondisi-kondisi otot –otot apnggul dan otot–otot jalan
lahir mngalami pemekaran.
Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh
kekuatan-kekuatan kontraksi otot, dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
Kontraksi dari otot-otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat dipengaaruhi
oleh: Sistem saraf simpatis, parasimpatis dan saraf lokal pada otot uterus.
C. Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak di pengaruhi oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah bayinya dapat lahir lancar, sehat atau cacat. Ibu juga amat bahagia menyongsong kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut
sakit, takut terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan
ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan
kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung
merasakan efeknya dari kehamilan.
D. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki ”bulannya”atau ”minggunya” atau ”harinya” yang di sebut kala pendahuluan (prepatory stage of labord).
Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak
begitu terlihat.
Perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang di sebut ”false labor
pains”.
Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan setresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show).
E. Tanda-Tanda In-Partu
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.Keluarnya lendir bercampur darah yang labih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.Seperti telah di kemukakan terdahulu,faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
Ø His (kontraksi uterus)
Ø Kontraksi otot-otot dinding perut
Ø Kontraksi diafragma
Ø Faktor janin
Ø Faktor jalan lahir
F. Persiapan Persalinan
Beritahu ibu mengenai persiapan persalinan meliputi : biaya persalinan,rencana tempat bersalin (di bidan atau rumah sakit),siapa yang akan menolong (bidan,dokter spesialis kandungan),sarana transportasi. dipersiapkan juga satu buah tas yang berisi perlengkapan bayi seperti : popok,baju bayi,minyak telon,kayu putih,talk,selimut,selendang,dan perlengkapan untuk ibu seperti :baju ganti,pakaian dalam,pembalut,kain panjang,dll.
G. Pelaksanan Komunikasi Pada Ibu Melahirkan
Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya ditujukan pada sang ibu juga sekaligus iatan-kegiatan kepada sang suami. Ibu di tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi. dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.
H. Tujuan Perawatan Dalam Kelahiran Normal, Tugas Pemberi
Perawatan
Tujuan perawatan adalah mendapatkan ibu dan anak yang sehat dengan tingkat intervensi sedikit mungkin yang memperhatikan keselamatan. Pendekatan ini menyiratkan bahwa dalam kelahiran normal, harus ada alasan yang sahih jika akan mencampuri proses alami. Ada empat tugas pemberi perawata yaitu:
1. Mendukung wanita, pasangannya, dan keluarga selama
persalinan, saat ia melahirkan dan pada periode selanjutnya.
2. Mengobservasi wanita yang bersalin, memantau kondisi
janin dan kondisi bayi setelah lahir, mengkaji faktor resiko, mendeteksi
masalah sedini mungkin.
3. Melakukan intervensi minor jika diperlukan, seperti
amniotomi, dan episiotomi, perawatan bayi baru lahir.
4. Merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika
faktor resiko menjadi jelas atau terjadi komplikasi yang memperkuat perujukan.
I. Promosi kesehatan pada ibu melahirkan meliputi beberapa
aspek yaitu:
1. Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika awitan persalinan spontan, biasanya wanita
tersebutlah yang memulai perawatan, baik dengan meminta penolong kelahiran
datang atau dengan melakukan atau dengan melakukan persiapan ke fasilitas
kesehatan. Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang
paling tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya pemberian
dukungan sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran terjadi, terbinanya
hubungan yang baik antara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik
mereka pernah atau belum bertemu sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di
tawarkan kepada wanita yang mencari perawatan institusi akan sangat menentukan
tingkat kepercayaan yang di berikan oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada
pemberi perawatan.
Selama perasalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan
emosional wanita harus di kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi,
dan tekanan darah, memeriksa asupan cairan dan haluaran urine, mengkaji nyeri
dan kebutuhan akan dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses
kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan
memperhatikan privasi selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk
menyertainya, dan menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang
bersalin.
2. Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat
kesehatan sering kali meliputi beberapa prosedur “ rutin “. Seperti mengukur
suhu, nadi dan tekanan darah, enema dan di ikuti dengan ersalinanmencukur semua
atau sebagian rambut pubis. Prosedur rutin ini tidak boleh di hilangkan
meskipun hal tersebut harus di perkenalkan dan di jelaskan kepada wanita dan
pasangannya karena untuk mencegah aatau mendeteksi secara dini komplikasi yang
kemungkinan dapat terjadi.
3. Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang
sama sangat bervariasi. Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat
keinginan wanita untuk makan dan minum selama persalinan dan melahirkan.,
karena dalam kelahiran normal harus ada alasan yang shahih jika ingin
mencampuri proses alami. Namun sangat ketakutan yang sangat sulit lenyap dan
rutinitas di seluruh dunia, yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan
cara berbeda. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang niutrisi pada ibu
bersalin inilah di harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi
dengan ketakutan makan makanan tertentu.
4. Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah dibantu yang benar memerlukan
beberapa persiapan yang esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia
air bersih dan ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan
harus di lakukan dengan cermat. Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan
untuk membungkus bayi agar tetap hangat. Jadi paling tidak harus ada beberapa
bentuk peralatan melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO, yang bertujuan
menciprkan lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan tali
pusat yang adekuat.
5. Nyeri Persalinan
Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan,
tetapi respon setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada
beberapa metode non-invasif sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri yang dapat di gunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa nyeri
berkurang dengan mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang memngatasi
nyeri dengan cara relaksasi yang di lakukan secara verba, menjauhkan wanita
dari nyerinya secara hipnotis, musik dan umpan balik biologis.
Semua budaya mempunyai cara masing-masing untuk membantu dan
memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut menjelaskan kebiasaannya dengan
cara sihir, yang lain mencoba memberi penjelasan yang lebih masuk akal yentang
sistem yang di terapkan. Ciri umum dari metode-metode ini adalah pemberian
perhatian yang intens kepada wanita selama persalinan dan melahirkan. Mengkin
inilah alasan mengapa begitu banyak wanita hamil merasa metode ini nyaman dan
banyak membantu. Laporan yang menyebut bahwa wanita merasa metode tersebut
membuat nyaman baru merupakan hasil observasi. Meskipun wanita yang mengalami
peredaan nyeri dengan metode-metode tersebut dapat di benarkan. Pelatihan dalam
melakukan konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi
interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif
(Kwast, 1995).
6. Memantau Janin Selama Persalinan
Memantau kesejahteraan janin adalah bagian bagian perawatan
yang penting selama persalinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama
persalinan normal adalah auskultasi intermiten. Perawatan secara individual
pada wanita melahirkan sangat esensial dan bisa dilakukan dengan lebih mudah
melalui kontak pribadi saat melakukan auskultasi secara teratur. Hanya pada
wanita dengan peningkatan resiko mesalnya pada persalinan yang diinduksi atau
diaugmentasi, komplikasi oleh cairan amnion yang tercemar oleh mekonium, atau
oleh faktor resiko lain. Maka pemantauan elktronik dan dan konseling menjadi
bermanfaat.
7. Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani,
kebersihan adalah kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang
biasa di gunakan di kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan
bersih serta tangan harus di cuci dengan air sabun secara cermat. Beberapa
tindakan harus diambil selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi
pada wanita dan atau penolong persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran
kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan
selama pemeriksaan vagina, selama pelahiran bayi, dan dalam penanganan
plasenta. Penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan
mempertahankan teknik invasif misalnya episiotomi seminimal mungkin dan jika
melakukan perawatan tambahan, setelah digunakan instrumen yang tajam di buang
PROMOSI KESEHATAN PADA IBU MASA NIFAS
PROMOSI KESEHATAN PADA IBU MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu. Masa dilakukan untik menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi.(buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, hal. N23 – N24).
Ada beberapa
pengertian masa nifas, antara lain :
1. Masa Nifas
dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
berikutnta ( JHPEIGO,2002)
2. Masa Nifas tidak
kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan,
dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi ( Benner dan Brown, 1997
)
Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebutpuerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas ( puerperium
) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinanselesai hingga alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu.
Nifas dibagi dalam 3 periode , yaitu :
1. Puerperium dini,
yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2. Puerperium
intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3. Remote puerperium,
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
mungkin beberapa minggu,bulan atau tahun.
A. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
A. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan dari asuhan masa nifas adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI ekslusif.(standar pelayanan kebidanan, hal 32).
1. Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan
skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan
manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan
keluarga berencana.
5. Mendapatkan
kesehatan emosi.
B. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS
B. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu, yaitu melalui kemitraan (partnership)dengan ibu.
Bidan memiliki peranan yang
sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain :
1. Memberikan dukungan
secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor
hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk
menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan,
perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan
kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi
komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan
konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman.
7. Melakukan
manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana
tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.
8. Memberikan asuhan secara professional.
9. Mengkaji kebutuhan
asuhan kebidanan pada ibu nifas.
10. Menentukan
diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
11. Menyusun
rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
12. Melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
13. Mengevaluasi
bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
14. Membuat rencana
tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
C. TAHAPAN MASA NIFAS
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1. Puerperium dini.
Suatu masa kepulihan
dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium
intermedial.
Suatu masa dimana
kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3. Remote
puerperium.
Waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu
selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
D. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
Kebijakan program
nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan
pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi
kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan
pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas
dan bayinya.
3. Mendeteksi
adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani
komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun
bayinya.
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan
|
Waktu
|
Asuhan
|
I
|
6-8 jam post partum
|
Mencegah perdarahan
masa nifas oleh karena atonia uteri.
|
Mendeteksi dan
perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut.
|
||
Memberikan konseling
pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia
uteri.
|
||
Pemberian ASI awal.
|
||
Mengajarkan cara
mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
|
||
Menjaga bayi tetap
sehat melalui pencegahan hipotermi.
|
||
Setelah bidan
melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk
2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam keadaan baik.
|
||
II
|
6 hari post partum
|
Memastikan involusi
uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus
uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
|
Menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
|
||
Memastikan ibu mendapat
istirahat yang cukup.
|
||
Memastikan ibu mendapat
makanan yang bergizi dan cukup cairan.
|
||
Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
|
||
Memberikan konseling
tentang perawatan bayi baru lahir.
|
||
III
|
2 minggu post partum
|
Asuhan pada 2 minggu post
partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
|
IV
|
6 minggu post partum
|
Menanyakan
penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
|
Memberikan konseling
KB secara dini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar